Sabtu, 03 Juli 2021

KULIAH PAKAR

PERAN BIDAN DALAM SKRINING KESIAPAN BERKELUARGA MELALUI SIAPNIKAH.ORG

 

 

  Sehubungan dengan program kerja divisi keilmiahan, Hima Wirdhan berinisiatif melaksanakan Kuliah Pakar yang bertema Peran Bidan Dalam Skrining Kesiapan Berkeluarga Melalui Siapnikah.org. Siapnikah.org merupakan situs yang diluncurkan oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Situs ini bertujuan untuk menyiapkan warga negara yang akan membangun rumah tangga. Skrining pra nikah dilakukan sebagai langkah pertama untuk memastikan kesehatan calon ibu serta calon anak sedini mungkin, bahkan sebelum proses pembuahan terjadi.

    Bidan Dini Eka Pripuspitasari, S.ST., M. Keb. mengatakan, dibutuhkan kesiapan sebelum menjalani pernikahan. Ada tiga kategori dikatakan siap menikah,yaitu siap secara fisik, mental, dan siap secara ekonomi.Situasi yang ada di Indonesia saat ini masih banyak fenomena pernikahan dini, kehamilan di usia muda, yang kemudian diikuti dengan berbagai macam permasalahan. Baik masalah fisik, psikologis, maupun masalah lain yang akan mengikuti. Dari kehamilan muda yang disebabkan oleh pernikahan dini, hanya 55% kehamilan yang berakhir dengan kelahiran. 31% berakhir dengan abortus provokatus, dan 14% sisai berakhir dengan abortus spontan.

    Pernikahan dini didefinisikan sebagai pernikahan yang terjadi sebelum anak mencapai usia 18 tahun, sebelum anak matang secara fisiologis dan psikologis untuk bertanggung jawab terhadap pernikahan dan anak yang dihasilkan dari pernikahan tersebut.Pernikahan dini dapat disebabkan oleh faktor pendidikan. Adanya kekosongan waktu tanpa pekerjaan membuat seorang anak dapat melakukan hal-hal yang kurang produktif, yang dapat berakhir dengan pergaulan bebas. Sebagian orang tua berpikir, cara untuk menjauhkan anak dari pergaulan bebas adalah dengan pernikahan.

    Sedangkan cara menjauhi pergaulan bebas bukan hanya dengan cara menikah. Menjauhi pergaulan bebas bisa dilakukan dengan membuat diri menjadi lebih produktif, baik dalam bidang pendidikan maupun dalam bidang karir. Untuk mencegah terjadinya pergaulan bebas, diperlukan dukungan dari keluarga, lingkungan, pendidikan, juga pengetahuan agama. Selain itu juga dapat menyibukkan diri dengan kegiatan yang positif. Kita hendaknya memberi motivasi kepada mereka yang sudah terlanjur terjerumus dalam pergaulan bebas dan ingin kembali ke jalan yang benar.

    Pernikahan dini juga dapat disebabkan oleh faktor ekonomi, dimana orang tua tidak mampu membiayai sekolah anaknya lalu memutuskan untuk segera menikahkan anaknya. Adanya putus sekolah kemudian menjadikan wanita kurang pendidikan yang berdampak pada ketidak siapan menjalankan perannya sebagai ibu akan kurang mampu untuk mendidik anaknya. Pernikahan dini juga dapat disebabkan oleh budaya. Di mana disuatu daerah meyakini bahwa perempuan yang sudah berusia 20 tahun belum menikah, maka dikatakan sebagai perawan tua. Tentunya akan mendapat risiko sosial seperti menjadi bahan pembicaraan teman, bahkan adanya rasa kurang dapat menyesuaikan diri.

    Pernikahan usia dini berbanding lurus dengan angka perceraian. Sehingga banyak kasus perceraian dampak dari pernikahan dini. Pernikahan juga tentang bagaimana perempuan bertanggung jawab sebagai seorang anak, sebagai seorang istri, sebagai seorang menantu, juga sebagai seorang ibu. Untuk melaksanakan tanggung jawab tersebut dibutuhkan proses untuk menjadi dewasa agar mampu berpikir dengan segala permasalahan yang ada. Apakah kita sudah mampu untuk memutuskan sendiri apa yang dibutuhkan dalam kehidupan berkeluarga nanti, apakah sudah mampu untuk mengurus anak, dan sebagainya. Kita bisa membangun kedewasaan dalam diri kita sendiri untuk tetap positif, tidak ikut-ikutan keruh, tidak mudah tersulut, tidak mudah menjadi panas, juga tidak mudah menimbulkan konflik ditengah situasi sulit, sehingga nantinya kita bisa memiliki kualitas rumah tangga yang baik. Selain dari kedewasaan, kualitas rumah tangga yang baik juga ditentukan oleh ekonomi.

    Selain usia, kedewasaan, dan agama, ekonomi juga merupakan salah satu pilar yang harus dikuatkan untuk menghindari permasalahan-permasalahan yang disebabkan oleh kesenjangan ekonomi. Karena perempuan akan lebih bersinar ketika dia mampu secara ekonomi dari dirinya sendiri. Perempuan mandiri tidak untuk mengungguli laki-laki. Tetapi untuk menyiapkan diri sebagai madrasah utama dan pertama bagi anak-anaknya kelak. Karena dari seorang wanita anak-anak generasi penerus bangsa akan lahir. Karena amanah yang utama dari seorang wanita adalah madrasah utama dan pertama bagi anak-anaknya, maka dari itu seharusnya wanita mempunyai kualitas pendidikan yang baik dan mumpuni.

    Salah satu risiko dari pernikahan tanpa rencana dan kesiapan yang matang adalah meningkatnya angka sectio sesarea, berbagai macam penyulit dan tentunya meningkatnya angka kematian ibu dan bayi, penyakit menular seksual, sampai dengan kanker serviks, dan kehamilan yang tidak diinginkan. Orang-orang sebelum menikah sebaiknya difasilitasi dengan pelatihan sebelum menikah, bimbingan pranikah, dan memenuhi persyaratan menikah. Seperti kelayakan usia, status kesehatan, dan sebagainya.

    Pada situs Siapnikah.org kita dapat mengetahui apakah kita sudah siap untuk menikah? Apakah kita sudah dikatakan matang untuk menikah? Pada situs Siapnikah.org juga terdapat kolom tanya jawab, keluh kesah, dan kolom untuk meminta saran atau rekomendasi. Di situs ini kita dapat mengetahui sejauh mana kesiapan kita untuk menikah, dengan menjawab pertanyaan dan pilihan sesuai dengan kondisi kita. 

Link Youtube Kuliah Pakar

MEMPERINGATI NUZULUL QUR’AN “JADIKAN NUZULUL QURAN 1445 H SEBAGAI LANGKAH AWAL MEMBANGUN GENERASI YANG CINTA AL QURAN DAN MENELADANI AKHLAK MULIA RASULULLAH SAW"

Surabaya Himpunan Mahasiswa (Hima) Wirdhan Prodi D3 Kebidanan Fakultas Keperawatan dan Kebidanan (FKK) mengadakan Khotmil Quran dan Kajian ...