Jumat, 20 Agustus 2021

WEBINAR COLLABORATION

 PENCEGAHAN DAN TATA LAKSANA COVID 19 PADA ANAK

   
     
 
    Dalam rangka peringatan Harlah Unusa ke 8, Hima S1 Kebidanan dan D3 Kebidanan Unusa berinisiatif mengadakan webinar dengan tema "Pencegahan dan Tata Laksana Covid-19 pada Ibu Hamil dan Anak". Webinar dilaksanakan pada Jumat 20 Agustus 2021 dengan dua pemateri hebat spesialis dokter kandungan dan dokter anak. 

    Materi pertama dengan judul Vaksinasi Covid-19 pada Ibu Hamil dan Penyesuaian Skrining dalam Penatalaksanaan Vaksinasi Covid-19 dibawakan oleh dr. Mochammad Hud Suhargono, Sp. Og. Dalam penyampaiannya, dr. Hud menjelaskan bahwa ibu hamil yang terinfeksi Covid19 cukup tinggi sehingga mengakibatkan tingginya angka kematian pada ibu hamil. Ibu hamil rentan terhadap infeksi covid-19 yang dapat menyebabkan bertambah buruknya kondisi ibu pada saat hamil, risiko paling tinggi terjadi pada usia kehamilan 28 minggu keatas. Ibu hamil merupakan salah satu kelompok rentan yang memerlukan vaksinasi covid-19 selama kehamilannya agar dapat melindungi ibu dan bayi dari paparan covid-19.

    Materi kedua dengan tema Pencegahan dan tata laksana covid 19 pada ibu hamil dan anak
Kasus anak selama pandemi covid 19 mulai dari tahu 2019 didapatkan sekitar 28.233 anak yang yang terkonfirmasi covid sampai dini 2020 dan 1.968 yang meninggal dan sekarang sampai 2021 350 ribu, jadi meningkatnya lebih dari 10 kali lipat terutama bulan juli 2021. Angka kematian covid 19 pada anak-anak di indonesia didapatkan memang lebih tinggi dari negara-negara lain. Anak-anak ini menjadi karier dari virus corona ini yang kasusunya sekarang yang banyak anak-anak dan ibu hamil terutama varian delta ini.
 
    Perbedaan covid 19 pada anak dan dewasa. Anak-anak sering tanpa penyakit penyerta, biasanya mereka menderita gejala saluran nafas, jadi kebnayakan memang rata-rata keluhannya batuk, pilek, seperti itu dan biasanya lebih ringan daripada dewasa. Sistem kekebalan anak ini sifatnya imatur sehingga memang sitokin store itu jarang terjadi pada anak memang sifatnya lebih ringan dan karena jumlah ace yang ke 2 reseptornya masih sedikit makannya boasanya dia lebih ringan. Covid 19 ini bisa nular melalui contak erat, droplet, aerosol ataupun tindakan infasif, biasanya dipengarihi oleh berapa lama mereka terpapar sama kepadatan virus ditempatnya itu, Maka dari itu harus hati-hati biasanya diruangan ber ac dengan waktu yang cukup lama.
 
    Pada anak-anak ada derajat penyakitnya. Ada yang tanpa gejala, ada yang ringan, ada yang sedang, ada yang berat, ada yang kritis, ada mis. Tanpa gejala biasanya hasil pcr nya positif tetapi tidak ada gejala klinis. Kalau ringan biasanya ada infeksi saluran nafas, ada demam, ada kelelahan, ada batuk, nyeri tenggorokan, kemudian pilek, dan bersin. Namun ada beberapa kasus kadang-kadang tidak disertai demam, jadi tidak selalu dia demam. Ada beberapa juga keluhan dengan pencernaan seperti mual, muntah-muntqh, nyeri perut, diare. Kalau yang sedang biasanya ada gejala maupun klinis pneumonia. Pneumonia itu jika pada anak adanya tanda panas, batuk, takipnu, disertai ronki, disertai whezing terkadang. Kalau berat biasanya dengan gejala tanda klinis pneumonia berat sampai ada pch, sianosis, ataupun retraksi disertai tanda tanda hipoksemia seperti desaturasi. Terkadang ditandai gejala umum seperti kejang, turun kesadaran, muntah, rovus. Kalau yang kritis ia mengalami keburukan dengan cepat bisa menjadi eciut respirator yg distress syndrom.
 
    Kemudian jika pada anak ada yang namanya multisystem inflammatory syndrom, mis ini pada anak dan remaja 0-19 tahun, biasanya kriterianya adalah ia mengalami demam lebih dari/=3 hari dengan disertai dengan 2 dari adanya ruam atau adanya tanda inflamasi mukokonius pada mulut, tangan maupun kaki, kemudian yang ke 2 adanay hipotensi atau syok, yang ke 3 adanya disfungsi dari jantung.Kemudian ada gejala gastrointestinal akut dan juga selain dari 2 itu disertai peningkatan marker inflamasi seperti led, crp atau procalcitonin dan tidak ada penyebab keterlibatan etiologi bakterial yang menyebabkan inflamasi meliputi stepsis bakteri maupun mascot karena kuman streptokokus, dan ada bukti surat covid 19.
 
    Tatalaksana kasus suspek atau probable atau konfirmasi covid 19. Garis besarnya ada 3 yaitu isolasi, non farmakologis, farmakologis. Yang pertama adalah isolasi mandiri dan pemantauan, kalau ia ada kontak tanpa ada gejala tetap melakukan isolasi mandiri dan pemantauan. Kalau ia bergejala ringan  dan terkonfirmasi maka ia isolasi mandiri dirumah. Kalau ia tipe tergolong derajat yang sedang bisa isolasi mandiri tapi saturasinyya dibawah 90% harus dibawa ke rumah sakit. Setelah dari rumah sakit tetap ia harus isolasi mandiri di rumah, harus dilakukan protokol pencegahan infeksi. Demikian juga kalau ia berat, kritis, ataupun mis. Yang isolasi dirumah sakit adalah yang derajat sedang itupun tekanan ruangannya harus tekanan ventilasi negatif dan boleh pulang kalau sama dokternya dinyatakan boleh rawat jalan. Jadi mulai dari derajat sedang, kritis, mis harus isolasi di rumah sakit. Yang harus periksa darah siapa saja? Kalau tanpa gejala tidak usah cek darah, kalau ia gejalanya termasuk ringan boleh diperksakan tapi hanya dengan anak-anak yang komorbid. Jika sedang, berat, kritis harus di cek kan.
 
    Pemeriksaan rotgen adalah yang mulai derajat sedang, kritis, maupun mis. Terapi farmakologi dengan memberikan multi vitamin. Multivitamin pada anak anak vitamin c, vitamin b3, dan vitamin zink. Kontak erat tanpa bergejala hanya butuh nutrisi yang adekuat. Kalau ia dengan gejala ringan maka diberikan suplementasi vitamin c, b, dan zink. Terutama kalau ia sedang, berat, kritis, mis biasanya lewat entral lewat feefing tube atau biasanya lewat injeksi. Antivirus spesifik pada covid 19 kalau pada anak anak tanpa gejala ataupun gejala ringan biasanya tidak, hanya dengan anak komorbid tapi dengan pertimbangan khusus maupun gejala sedang, kritis, dan mis. Antibiotik diberikan bila memang ada tanda tanda infeksi bakteri atau adanya kecurigaan covico infeksi dari mikro organisme, jadi antibiotik yang diberikan resepsi akson kalau injeksi azitromicin .
 
    Kriteria selesai isolasi mandiri. Tanpa gejala 14, ringan 10 hari+3 hari setelah bebas dari gejala atau jika tidak bergejala 10 hari pertama dari tes pertama positif, tapi kalau ia ada komorbid atau imunokompromais berat berarti ia 20 hari + 24 jam bebas demam dan gejala gejala perbaikan serta tetap 3 hari ia bebas gejala, demikian juga kalau yang sedang, kritis maupus mis. Imunisasi rutin wajib dilakukan, tapi kalau ia terkena covid 19 selama 14 hari setelah 14 hari ia negatif dan tidak bergejala dapat langsung diberikan. Kalau ia ringan, sedang, kritis ataupun mis diberikan setelah 1 bulan masa isolasi.

LINK WEBINAR COLLABORATION

MEMPERINGATI NUZULUL QUR’AN “JADIKAN NUZULUL QURAN 1445 H SEBAGAI LANGKAH AWAL MEMBANGUN GENERASI YANG CINTA AL QURAN DAN MENELADANI AKHLAK MULIA RASULULLAH SAW"

Surabaya Himpunan Mahasiswa (Hima) Wirdhan Prodi D3 Kebidanan Fakultas Keperawatan dan Kebidanan (FKK) mengadakan Khotmil Quran dan Kajian ...